Pernah dengar tentang Coto Makassar (Sulawesi Selatan)? Kalau belum, fix kamu kelewatan salah satu warisan kuliner Nusantara yang bikin lidah menari samba! Coto Makassar bukan sekadar makanan, tapi seni dalam semangkuk kuah. Bayangin daging empuk yang direndam dalam kaldu kaya rempah, terus disantap sama burasa atau ketupat. Dijamin, sekali cicip langsung ngidam tujuh hari tujuh malam!
“Coto Makassar adalah bukti bahwa makanan bisa jadi warisan budaya yang menyatukan banyak orang.” — Chef Juna Rorimpandey
Kenapa Coto Makassar Beda dari Soto Biasa?
Kuahnya Bukan Kaleng-Kaleng
Kalau soto biasanya kuahnya bening atau kuning, Coto Makassar punya kuah pekat yang kaya rasa. Rahasianya? Bumbu kacang sangrai yang diulek bareng rempah khas Makassar kayak lengkuas, ketumbar, jintan, dan bawang merah. Kuahnya jadi creamy, gurih, dan mantap maksimal.
Daging dan Jerohan, Kombinasi Mantap
Coto Makassar biasanya pakai daging sapi, lidah, babat, paru, sampai hati. Jangan salah, jerohan di sini bukan asal rebus. Semuanya direbus berjam-jam pakai rempah sampai empuk dan nggak bau. Cocok buat yang doyan tekstur dan rasa yang kompleks!
Sejarah Coto Makassar: Dari Istana ke Warung Pinggir Jalan
Jejak Kuliner Sejak Zaman Kerajaan Gowa
Menurut sejarawan kuliner, Coto Makassar sudah ada sejak masa Kerajaan Gowa. Awalnya disajikan untuk para bangsawan dan prajurit kerajaan. Makanan ini jadi sumber energi sebelum perang. Gimana nggak kuat? Daging, kacang, dan rempah-rempah semua ada!
“Coto adalah bentuk lain dari patriotisme kuliner Makassar.” — Dr. Hasanuddin, ahli sejarah kuliner dari Universitas Hasanuddin
Transformasi Menjadi Hidangan Rakyat
Seiring waktu, Coto Makassar menyebar ke masyarakat luas. Kini kamu bisa nemuin Coto dari warung tenda sampai restoran berbintang. Tapi rasa otentiknya tetap bertahan. Bahkan makin banyak inovasi tanpa menghilangkan ciri khasnya.
Cara Makan Coto Makassar ala Orang Lokal
Wajib Bareng Burasa atau Ketupat
Kalau kamu makan Coto pakai nasi, mending mikir ulang deh. Di Makassar, Coto paling cocok disantap bareng burasa (lontong khas Sulsel yang gurih) atau ketupat. Teksturnya yang lembut dan rasa santannya bikin kuah Coto makin meresap sempurna.
Tambahkan Sambal Tauco Khas
Nah, sambal tauco ini beda dari sambal biasa. Rasanya gurih, pedas, dan sedikit asam. Bikin sensasi makan makin rame! Cocol burasa, siram sambalnya, dan rasakan ledakan rasa di mulut.
Resep Sederhana Coto Makassar untuk Pemula
Bahan-Bahan Utama:
- 500 gram daging sapi (plus jerohan kalau suka)
- 100 gram kacang tanah sangrai
- 4 siung bawang putih
- 6 siung bawang merah
- 1 sdt jintan
- 1 sdt ketumbar
- 2 batang serai
- 2 lembar daun salam
- Garam dan kaldu bubuk secukupnya
Cara Memasak:
- Rebus daging dan jerohan sampai empuk, potong kecil-kecil.
- Sangrai kacang tanah, haluskan bersama bumbu lainnya.
- Tumis bumbu halus, lalu masukkan ke dalam kuah rebusan daging.
- Masak kembali sampai kuah mengental dan wangi.
- Sajikan dengan taburan bawang goreng dan irisan daun bawang.
Voila! Coto Makassar siap diseruput sampai tetesan terakhir.
Coto Makassar dalam Dunia Kuliner Modern
Jadi Bintang di Festival Kuliner
Coto Makassar udah keliling dunia, lho. Dari festival kuliner Nusantara sampai ke acara kuliner internasional di Singapura dan Belanda. Banyak bule yang jatuh cinta karena rasa dan aromanya yang unik.
“First time I tried Coto Makassar, I felt like hugging the chef!” — Julia Benson, food blogger dari Australia
Inovasi Coto Kekinian
Sekarang banyak resto yang bikin variasi Coto. Ada yang pakai topping keju (serius!), ada juga yang vegan. Tapi tetap aja, versi klasik dengan jerohan dan burasa tetap jadi primadona.
Fakta Menarik Tentang Coto Makassar
1. Sering Jadi Menu Sarapan
Di Makassar, makan Coto pagi-pagi itu hal biasa. Nggak heran kalau banyak warung Coto buka sejak jam 6 pagi. Sarapan sambil ngopi, lalu lanjut ngantor dengan perut bahagia.
2. Ada Warung Legendaris yang Berdiri Sejak 1960-an
Namanya Warung Coto Nusantara. Konon katanya, rasanya belum berubah dari dulu. Banyak pejabat sampai selebriti mampir cuma buat semangkuk Coto di sini.
3. Nama “Coto” Itu Bukan Typo
Banyak yang nanya, kenapa bukan “Soto”? Nah, “Coto” itu memang sebutan lokal Makassar. Jadi bukan typo ya, teman-teman. Jangan diedit auto-correct!
Penutup: Coto Makassar, Kuliner yang Patut Dibanggakan
Coto Makassar (Sulawesi Selatan) bukan cuma makanan, tapi juga simbol cinta orang Sulawesi Selatan pada kuliner. Rempahnya kaya, rasanya unik, dan maknanya dalam. Dari sejarah sampai cara makannya, semua punya cerita.
Jadi, kalau kamu belum pernah coba Coto Makassar, segera masukin dalam bucket list kulinermu. Karena hidup terlalu singkat buat makan soto yang itu-itu aja. Coto Makassar, semangkuk rasa, semangkuk cinta.